SISTEM PEREDARAN DARAH

A Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Secara umum, sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan
dan zat sisa hasil metabolisme. Selain itu, sistem peredaran darah juga
berfungsi sebagai berikut.

1. Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk
didetoksifikasi (dinetralkan) atau ke ginjal untuk dibuang.
2. Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ yang memproduksinya
ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya.
3. Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.
4. Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.
5. Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan
antibodi dan sel darah putih.
Pada prinsipnya, sistem peredaran darah memiliki empat komponen
utama sebagai berikut.
1. Darah, berfungsi sebagai medium pengangkut untuk nutrisi, udara, dan zat buangan.
2. Jantung, berfungsi memompa darah sehingga dapat beredar ke seluruh tubuh.
3. Pembuluh darah, merupakan saluran tempat darah beredar ke seluruh tubuh.
4. Sistem lain yang dapat menambah atau mengurangi kandungan dalam darah. Misalnya, usus halus dalam sistem pencernaan tempat darah mendapatkan nutrisi yang akan dibawa ke seluruh tubuh, atau ginjal tempat darah mengurangi konsentrasi urea yang dikandungnya.

1. Komposisi Darah
Manusia rata-rata mempunyai lima sampai enam liter darah, atau sekitar 8% dari total berat badannya. Apabila darah diendapkan dengan proses sentrifugasi, darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu plasma darah dan selsel darah (Starr and Taggart, 1995: 656). Perhatikan Gambar.



a. Plasma Darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang paling banyak, yaitu sekitar 55%-60% bagian dari darah. Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% sisanya berupa zat-zat yang terlarut di dalamnya yang harus diangkut ke seluruh tubuh. Zat-zat terlarut tersebut terdiri atas protein, hormon, nutrisi (glukosa, vitamin, asam amino, lemak), gas (oksigen dan karbon dioksida), garam-garam (sodium, kalsium, potasium, magnesium), serta zat buangan seperti urea.

Protein dalam plasma darah merupakan zat terlarut yang paling banyak.
Terdapat tiga bagian utama protein plasma darah, yaitu:
1) albumin, berperan dalam mengatur tekanan osmotik darah (mengontrol aliran air yang masuk ke dalam membran plasma);
2) globulin, mengangkut nutrisi makanan dan berperan dalam sistem kekebalan tubuh;
3) fibrinogen, berperan dalam proses pembekuan darah.

b. Sel-Sel Darah
Hampir 45% dari volume darah manusia merupakan sel-sel darah. Darah mengandung beberapa tipe sel darah yang memiliki fungsi yang berbedabeda.
Terdapat tiga macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

1) Sel darah merah
Eritosit (erythro = merah, cyto = sel) tidak memiliki inti sel dan berbentuk bikonkaf sehingga memiliki luas permukaan yang besar (Gambar 5.2). Pria rata-rata mempunyai eritrosit ± 5 juta per mm3 darahnya, sedangkan wanita mempunyai eritrosit ± 4,5 juta per mm3 darahnya. Mengapa bisa demikian?
Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu sebuah molekul kompleks dari protein dan molekul besi (Fe). Setiap molekul hemoglobin dapat berikatan dengan empat molekul oksigen (Gambar 5.3).

Oksigen diperoleh ketika sel darah melewati kapiler-kapiler alveolus di paruparu.
Hemoglobin kurang reaktif terhadap molekul karbon dioksida. Oleh
karena itu, karbon dioksida yang diperoleh dari sel lebih banyak larut dalam
plasma darah.


Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen akan berwarna merah cerah.
Adapun hemoglobin yang tidak berikatan dengan oksigen, berwarna merah
gelap atau kebiru-biruan.
Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang. Misalnya, di tulang
dada, tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul. Sel darah merah
tidak mempunyai inti sel sehingga sel darah merah tidak dapat hidup lama.
Sel darah merah hanya dapat hidup sekitar 120 hari. Setiap detik lebih kurang
2 juta sel darah merah dalam tubuh kita mati dan digantikan oleh yang baru.
Sel darah yang mati atau rusak dikeluarkan dari sistem peredaran darah.
Kemudian, masuk ke hati atau limfa untuk dipecah. Zat besi yang dikandung
sel darah tersebut kemudian diangkut darah menuju sumsum tulang untuk
dirakit kembali menjadi molekul hemoglobin yang baru hingga akhirnya
terbentuk sel darah yang baru. Walaupun proses daur ulang tersebut memiliki
nilai efisiensi yang tinggi, ada sebagian kecil zat besi yang dibuang dan
harus digantikan melalui makanan. Pendarahan akibat kecelakaan atau
menstruasi mengurangi zat besi yang disimpan.

2) Sel Darah Putih
Sel darah putih tidak memiliki hemoglobin sehingga tidak berwarna merah, serta ukuran dan jumlah sel darah putih berbeda dengan sel darah merah. Perbandingan jumlah sel darah putih dan sel darah merah mencapai 1:500 hingga 1:1000. Artinya, terdapat 500 hingga 1000 sel darah merah untuk setiap satu sel darah putih.
Ukuran sel darah putih lebih besar daripada sel darah merah. Sel darah putih memiliki inti sel sehingga dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sel darah putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil adalah sel darah putih yang granulanya menyerap zat warna yang bersifat netral. Sementara itu, eosinofil granulanya menyerap zat warna yang bersifat asam, sedangkan basofil granulanya menyerap zat warna yang bersifat basa.

Sementara itu, agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula, terdiri atas limfosit dan monosit. Limfosit dinamai demikian karena sel ini terdapat juga pada cairan limfa. Adapun monosit merupakan sel darah putih yang berukuran besar.



Sel darah putih dibentuk di limfa dan sumsum tulang. Secara umum, sel darah putih berperan dalam pertahanan tubuh. Sel darah putih akan mematikan organisme atau zat asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh, terutama yang masuk melalui jaringan darah. Eosinofil dan monosit dapat bersifat fagositik terhadap sel asing, seperti sel bakteri dan sel kanker. Dalam melaksanakan fungsinya, monosit dapat membesar menjadi makrofag.

Limfosit juga dapat menonaktifkan mikroorganisme asing yang memasuki tubuh. Berbeda dengan eosinofil dan monosit, limfosit bekerja spesifik dengan mengenali jenis mikroorganisme tertentu yang akan dinonaktifkan. Limfosit terdiri atas limfosit T yang dimatangkan di kelenjar timus, sedangkan limfosit B dimatangkan di sumsum tulang. Penjelasan fungsi sel-sel ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab Sistem Pertahanan Tubuh.

3) Keping Darah
Keping-keping darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yang disebut megakariosit. Jadi, keping-keping darah bukan merupakan satu sel yang utuh. Seperti sel darah merah, keping-keping darah tidak mempunyai inti sel dan masa hidupnya pun pendek, yaitu sekitar 10–12 hari. Keping-keping darah berperan dalam proses penghentian pendarahan.

Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka. Ketika ada permukaan yang terbuka pada pembuluh darah yang terluka, keping-keping darah segera menempel dan menutupi permukaan yang terbuka tersebut. Keping-keping darah yang menempel, faktor lain, dan jaringan yang terluka memicu pengaktifan trombin, sebuah enzim, dari protrombin dalam plasma darah. Trombin yang terbentuk akan mengkatalis perubahan fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.

Molekul fibrin menempel satu sama lain, membentuk jaringan berserat. Jaringan protein fibrin ini, menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat, seperti gelatin ketika sudah dingin. Jaringan ini membuat sel darah merah terperangkap dan menambah kepadatan dari darah yang beku. Untuk memahami proses pembekuan darah.

Keping-keping darah menempel di bagian yang berserat dan mengeluarkan benang-benang yang lengket dan membuatnya merekat satu dengan yang lain.
Dalam waktu setengah jam, keping-keping darah mengerut, menarik lubang untuk merapat, dan memaksa cairan yang ada untuk keluar. Aksi tersebut menghasilkan pembekuan yang padat dan kuat sehingga membuat luka merapat. Dengan cara inilah, dimulai penyembuhan luka.

2. Golongan Darah
Golongan darah pada manusia ditentukan oleh protein spesifik yang terdapat di membran sel darah merah. Pada awal abad ke-19, Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Australia bersama dengan Denath, mengelompokkan darah menjadi empat tipe, yaitu A, B, AB, dan O. Hal tersebut bergantung pada ada-tidaknya protein spesifik dalam membran plasma pada sel darah merah yang disebut aglutinogen (antigen).

Antigen merupakan molekul yang menyebabkan pembentukan antibodi (aglutinasi). Jika seseorang memiliki aglutinogen A di sel darah merahnya, dalam plasma darah akan terbentuk aglutininß atau biasa dikenal dengan anti-B. Orang tersebut memiliki golongan darah A. Sebaliknya, jika terdapat aglutinogen B, orang tersebut bergolongan darah B dan memiliki aglutinin a atau anti–A. Sementara itu, orang yang memiliki aglutinogen A dan B, ia tidak memiliki anti–A maupun anti–B, dan golongan darahnya adalah AB. Bagaimana dengan orang yang bergolongan darah O?

Jika golongan darah yang berbeda dicampurkan, darah-darah tersebut biasanya menggumpal. Proses menggumpalnya darah ini disebut aglutinasi. Jika darah dari golongan yang sama dicampurkan, penggumpalan tidak terjadi. Pada 1940, Dr. Landsteiner menemukan bahwa golongan darah A juga dapat diberikan kepada kera Macaca rhesus. Akan tetapi, 15% dari jumlah sampel mengalami penggumpalan. Dr. Landsteiner menemukan bahwa sampel yang mengalami penggumpalan tersebut tidak memiliki faktor Rh dalam darahnya. Darah yang demikian disebut dengan rh-. Hanya darah yang mengandung faktor Rh (rh+) yang dapat menjadi donor bagi kera Macaca rhesus.

Sistem rhesus ini sangat penting diperhatikan oleh ibu hamil. Jika darah ibu tersebut rh–, sedangkan anaknya rh+, dikhawatirkan ada antigen rh+ anak yang masuk ke dalam darah ibu. Akibatnya, akan dibentuk aglutinin rh di tubuh ibu. Kondisi ini akan membahayakan anak yang dikandungnya. Pada kehamilan pertama, kemungkinan besar anak yang dilahirkan akan selamat karena belum banyak terbentuk anti-rh di tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya, risiko terjadi penggumpalan pada darah bayi semakin besar karena anti-rh yang terbentuk di tubuh si ibu semakin banyak. Keadaan tersebut dinamakan eritroblastosis fetalis
Dari pengetahuan golongan darah ABO dan Rh inilah pemberian dan penerimaan darah antarmanusia dapat dilaksanakan. Pemberian dan penerimaan darah ini disebut transfusi darah. Hal yang perlu diperhatikan dalam transfusi darah adalah menghindari terjadinya penggumpalan darah akibat reaksi antibodi penerima darah (resipien). Berikut tabel transfusi darah antara pemberi darah (donor) dan resipien. Berdasarkan teori, golongan darah AB dapat menerima semua golongan
darah dan disebut resipien universal. Adapun golongan darah O, dapat memberi kepada semua golongan darah dan disebut donor universal. Namun, pada kenyataannya hal tersebut lebih baik dihindari agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Transfusi darah sebaiknya dilakukan antara golongan darah yang sama.


Organ-Organ Peredaran Darah pada Manusia
pembuluh darah. Fungsi utama jantung sebagai pemompa darah, sedangkan pembuluh darah mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bagaimana cara kerja alat-alat peredaran darah tersebut? Pelajari oleh Anda materi berikut ini dengan baik.
1. Jantung
Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri di bagian atas, serta bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah. Serambi berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Namun, serambi juga berkontraksi mendorong darah menuju bilik. 

Antara serambi dan bilik, terdapat katup atrioventrikuler, yang berfungsi mencegah aliran balik dari bilik ke serambi saat bilik berkontraksi. Katup atrioventrikuler kanan memiliki tiga lembar katup, sehingga disebut katup trikuspidal. Sementara itu, katup pada bilik kiri memiliki dua katup sehingga disebut katup bikuspidal. Terdapat juga katup semilunaris yang membatasi aorta dengan bilik dan berfungsi mencegah aliran balik darah ke bilik saat bilik berelaksasi.

Perjalanan darah dari seluruh tubuh akan berakhir di serambi kanan melalui vena besar dari bagian atas tubuh (vena kava superior) dan vena besar bagian bawah tubuh (vena kava inferior). Dari serambi kanan, katup atrioventrikuler membuka dan serambi berkontraksi, bersamaan dengan relaksasinya bilik kanan. Segera setelah darah mengalir ke bilik kanan, katup menutup, dan bilik berkontraksi mengalirkan darah ke arteri menuju paru-paru kanan dan kiri.
 
gambar jantung


Pertukaran gas terjadi di paru-paru. Darah dari seluruh tubuh mengandung banyak CO2 sebagai hasil metabolisme. 
Darah dari paru-paru yang kaya oksigen kemudian memasuki bilik kiri melalui vena dari paruparu (vena pulmonalis). Peredaran darah dari jantung – paru-paru – jantung
disebut peredaran darah kecil

Katup atrioventrikuler terbuka saat bilik kiri berelaksasi dan darah mengalir ke bilik. Katup atrioventrikuler menutup, kemudian bilik berkontraksi menyebarkan darah ke aorta untuk kembali disebarkan ke seluruh tubuh. Peredaran darah dari jantung – seluruh tubuh – jantung disebut peredaran darah besar. 

Manusia memiliki peredaran darah kecil dan peredaran darah besar sehingga sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.Otot jantung memiliki struktur yang khas seperti otot lurik, tetapi bercabang-cabang. Otot jantung disarafi oleh saraf tak sadar. Saraf tersebut menempel ke jantung bagian tengah di antara dua bilik sebagai berkas yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas Hiss. 

Otot jantung memiliki satu siklus kontraksi - relaksasi yang disebut siklus jantung. Periode relaksasi disebut diastol, yaitu ketika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (otot bilik relaksasi). Adapun periode kontraksi disebut sistol, terjadi ketika otot bilik berkontraksi (ruang bilik menguncup) dan darah terdorong keluar.

2. Pembuluh Darah
William Harvey (1578 - 1657) adalah orang pertama yang meneliti tentang pembuluh darah pada manusia. Pembuluh darah pada manusia dibedakan sebagai berikut.
a. Pembuluh Nadi (Arteri)
Istilah arteri digunakan untuk pembuluh darah yang aliran darahnya mengalir meninggalkan jantung. Secara anatomi, arteri terdiri atas beberapa lapisan, di antaranya jaringan ikat yang kuat dan elastis, jaringan otot polos, dan jaringan endotelium. Arteri tidak terlihat di atas kulit, tetapi dapat dirasakan denyut nadinya.

Pembuluh nadi dapat dibedakan menjadi aorta. Aorta adalah pembuluh nadi besar yang menyalurkan darah yang baru keluar dari bilik kiri menuju arteri. Arteri bercabang-cabang hingga membentuk saluran pembuluh dengan diameter yang lebih kecil yang disebut arteriol (Gambar 5.10). Arteriol kemudian bercabang-cabang lagi hingga membentuk saluran halus yang berhubungan langsung dengan jaringan, disebut kapiler.

b. Pembuluh Balik (Vena)
Istilah vena digunakan untuk pembuluh darah yang aliran darahnya mengalir kembali menuju jantung. Saluran ini lebih mudah dilihat mata. Karena vena berada di lapisan atas dekat dengan permukaan kulit dan berwarna kebiruan. Pembuluh balik dimulai dari pembuluh darah kapiler. Dari kapiler, darah memasuki venula. Pembuluh-pembuluh venula yang kecil akan bergabung menuju pembuluh vena. Pembuluh vena merupakan pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung.

c. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan hasil dari gerakan jantung yang memompa darah. Tekanan ini tinggi pada pembuluh arteri ketika ventrikel berkontraksi. Tekanan darah turun di arteri ketika ventrikel relaksasi. Kontraksi pada ventrikel disebut sistol, sedangkan relaksasi ventrikel disebut diastol. Dinding pembuluh arteri mengembang ketika tekanan darah yang tinggi masuk saat sistol. Denyut nadi yang Anda rasakan di pergelangan tangan merupakan peristiwa mengembangnya dinding arteri ini. Tekanan darah biasanya diukur pada pengkal lengan. Tekanan darah diberikan dengan dua angka yang berbeda, misalnya 110/70 mmHg. Angka
yang paling besar merupakan tekanan sistol puncak. Angka yang lebih kecil merupakan tekanan diastol. Semakin jauh darah dari jantung, semakin rendah tekanannya (Campbell, et al, 2006: 476).


3. Pembuluh Limfa
Selain pembuluh darah, manusia juga memiliki pembuluh limfa. Pembuluh limfa disebut juga pembuluh getah bening. Limfa adalah cairan yang menggenangi jaringan tubuh. Limfa memiliki sistem peredaran sendiri yang dimulai dari jaringan sampai ke vena. 

Beberapa fungsi limfa di antaranya mengabsorpsi lemak di usus halus dan mengangkutnya ke darah, serta mengambil kelebihan cairan jaringan dan mengembalikannya ke sistem peredaran darah. Selain itu, fungsi yang tidak kalah penting adalah membantu mempertahankan tubuh dari penyakit. Limfa dialirkan dengan mengandalkan kontraksi otot-otot rangka. Dalam tubuh terdapat beberapa nodus limfa. Nodus tersebut terdiri atas sinus-sinus, yaitu ruangan tempat menyaring bahan-bahan yang sudah diabsorpsi atau dihilangkan dari jaringan oleh sel darah putih (makrofag).

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Terdapat beberapa penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia. Untuk itu, dikembangkanlah teknologi yang berhubungan dengan sistem peredaran darah manusia, di antaranya EKG (Elektrokardiograf), alat pacu jantung (defibrilator), dan kateter balon.
1. Gangguan Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia dapat mengalami gangguan. Gangguan dapat terjadi pada organ sistem peredaran darah maupun karena faktor lainnya.
a. Sklerosis
Arteri mempunyai sifat elastis. Oleh karena itu, ketika tekanan darah dalam keadaan maksimum, arteri mengembang untuk mengimbangi tekanan darah. Namun, seiring dengan pertambahan usia, dinding arteri kehilangan elastisitasnya akibat penimbunan zat kapur. Keadaan inilah yang disebut arteriosklerosis.
Hilangnya elastisitas arteri, memengaruhi jumlah darah yang melewati arteri dan akhirnya akan berpengaruh juga terhadap jumlah oksigen yang tersebar ke seluruh tubuh. Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi dalam darahnya, di permukaan atau dinding dalam arterinya dapat terakumulasi deposit lemak. Hal tersebut dapat memengaruhi volume darah yang mengalir dan jumlah oksigen yang disebarkan. Jenis sklerosis ini disebut atherosklerosis.

Atherosklerosis dan arteriosklerosis merupakan penyebab beberapa hal
sebagai berikut.
1) Kekurangan oksigen pada organ-organ tertentu. Jika kekurangan oksigen terjadi di jantung, sebagian otot jantung akan mati dan memengaruhi kinerja jantung.
2) Meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Jika mencapai tingkatan tertentu, tekanan yang tinggi ini dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah. Jika kapiler darah yang pecah tersebut terjadi di otak, sebagian otak akan mengalami gangguan akibat pasokan udara dan glukosa yang terhambat. Hal tersebutlah yang dikenal sebagai stroke.
3) Penumpukan lemak di arteri koroner dapat menghambat sel-sel darah.
Penumpukan sel-sel darah ini dapat memicu reaksi pembekuan darah, seperti yang terjadi pada luka. Pembekuan darah di arteri koroner biasa disebut penyakit jantung koroner.
b. Anemia
Penyakit ini disebut juga penyakit kurang darah. Hal tersebut dikarenakan kekurangan hemoglobin, kekurangan sel darah merah, atau kekurangan zat besi (Fe).

c. Hipertensi
Hipertensi dikenal juga sebagai penyakit darah tinggi. Hal ini terjadi jika tekanan sistolnya antara 140–200 mmHg dan distolnya antara 50–110 mmHg. Terdapat penyakit lain yang merupakan kebalikan dari hipertensi, yaitu hipotensi. Hipotensi terjadi jika tekanan darah rendah, yaitu tekanan sistol di bawah 100 mmHg.
d. Varises
Varises berupa pelebaran pembuluh vena yang umumnya terjadi di daerah betis. Jika pelebaran tersebut terjadi di bagian anus, disebut ambeien, wasir, atau hemoroid.

Gangguan dan Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh
Penyakit dan Kelainan Sistem Imunitas.
a. Alergi
Alergi adalah respon yang hipersensitif terhadap antigen tertentu yang berasal dari lingkungan. Antigen yang memicu terjadinya reaksi alergi disebut dengan alergen. Alergi dapat disebabkan karena terkena jenis tumbuhan tertentu yang menyebabkan gatal. Reaksi alergi juga dapat timbul dalam diri seseorang setelah memakan jenis makanan tertentu, misalnya udang, tiram, umbi, atau buah-buahan tertentu.

Terdapat dua macam kategori utama reaksi alergi, yaitu reaksi alergi cepat dan reaksi alergi yang tertunda. Reaksi alergi cepat, misalnya karena tersengat lebah, menghirup tepung sari, atau binatang kesayangan. Reaksi alergi cepat ini disebabkan oleh mekanisme kekebalan humoral, yaitu diproduksinya imunoglobulin E (IgE). Reaksi alergi yang kedua adalah reaksi alergi lambat atau hipersensitif tipe tertunda DTH (Delayed Type Hypersensitivity).
Contoh DTH ekstrim terjadi ketika makrofag tidak bisa dengan mudah menghancurkan substansi benda asing akibatnya sel T diaktifkan dan mendorong
peradangan jaringan tubuh.

b. Penolakan Transplantasi (Pencangkokan)
Di dalam dunia kedokteran kadang-kadang dilakukan tindakan penyelamatan pasien dengan melakukan pencangkokan (transplantasi organ) untuk menggantikan suatu organ yang sudah mengalami disfungsi. Tetapi tindakan ini tidak mudah sebab bisa menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh resipien terhadap organ donor yang diberikan kepadanya. Hal ini terjadi karena setiap individu mempunyai histon kompatibilitas mayor (MHC = major histon compatibility)
yaitu sidik jari protein yang unik yang bertanggung jawab terhadap stimulasi penolakan pencangkokan jaringan dan organ.

c. Penurunan Kekebalan
Penyakit menurunnya kekebalan tubuh disebut dengan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Penyakit ini disebabkan oleh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini merupakan virus yang paling berbahaya. Tidak seperti virus lainnya, mikroorganisme ini benar-benar
menonaktifkan sistem pertahanan. Virus HIV menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada tubuh manusia dengan menyebabkan runtuhnya sistem pertahanan. Keadaan ini membuat manusia sangat mudah diserang
oleh segala jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi fatal.

Penyakit AIDS pernah diklaim sebagai penyakit sosial, karena awalnya diketahui penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual pada pasangan yang tidak resmi baik homoseksual maupun heteroseksual. Sebenarnya
penularan virus HIV dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu:
1) hubungan seksual dengan penderita baik homoseksual  heteroseksual,
2) transfusi darah dari donor penderita,
3) penggunaan jarum suntik bekas dari penderita,
4) penularan dari ibu hamil kepada anaknya.

d. Penyakit Autoimunitas
Penyakit autoimunitas merupakan penyakit yang menyebabkan gagalnya antibodi membedakan antigen asing dengan antigen dari dalam tubuh sendiri.
Akibatnya, bisa menyebabkan terjadinya perusakan zat-zat yang dianggap sebagai antigen yang berada dalam tubuhnya sendiri. Penyakit autoimunitas terjadi karena sistem kekebalan kehilangan toleransinya terhadap diri sendiri dan melancarkan perlawanan terhadap molekul-molekul tertentu di dalam tubuh.
Beberapa penyakit yang tergolong autoimunitas antara lain, sebagai berikut:
1) Eritematosus lupus sistemik (lupus)
Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan membangkitkan antibodi yang dikenal sebagai autoantibodi terhadap semua jenis molekul sendiri. Bahkan protein histon dan DNA yang dibebaskan oleh perombakan sel normal dalam tubuh juga dilawan. Ciri-ciri penyakit lupus antara lain:
terjadinya ruam kulit, demam, artritis, dan kegagalan fungsi ginjal.
2) Artritis reumatoid
Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan peradangan yang sangat menyakitkan pada tulang rawan dan tulang-tulang pada persendian.

e. Multiple sclerosis (MS)
Penyakit ini banyak dijumpai di negara-negara maju. Pada penderita penyakit ini menyebabkan sel limfosit T bersifat reaktif terhadap mielin serta memasuki sistem saraf pusat dan merusak selubung mielin dari neuron. Akibatnya penderita akan mengalami gangguan abnormalitas neurologis
yang serius.
RANGKUMAN
1. Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah.
2. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental, dan lengket. Darah terbentuk dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
3. Sel darah putih memiliki lima jenis bentuk yaitu eosinofil, basosil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
4. Trombosit berperan dalam pembekuan darah. Namun ini dapat terjadi apabila trombosit memiliki faktor VIII.
5. Manusia memiliki golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. Orang yang memiliki golongan darah O disebut donor universal, sedangkan orang yang memiliki golongan darah AB disebut resipien universal.
6. Alat peredaran darah manusia terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri dari arteri, vena, dan kapiler.
7. Peredaran darah manusia terbagi menjadi dua macam yaitu peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
8. Cairan dapat mengalir dari jaringan ke dalam darah melalui sistem limfatik atau peredaran getah bening.
9. Pembuluh limfa dibedakan atas pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa dada.
10. Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah antara lain anemia, talasemia, hemofili, dan sebagainya.
11. Kekebalan pada tubuh manusia terdiri atas kekebalan bawaan dan kekebalan buatan.
12. Sebagian besar dari kekebalan disebabkan oleh suatu sistem imun khusus. Sistem imun tersebut membentuk antibodi atau limfosit yang diaktifkan dan akan menghancurkan organisme atau toksin tertentu.

SISTEM GERAK



Setiap saat kita bergerak, apakah itu berjalan, mengangkat beban, menulis, atau yang lainnya. Kalaupun Anda sekarang sedang duduk, pasti ada bagian tubuh Anda yang bergerak, misalnya jantung Anda berdetak atau mata Anda berkedip. Sungguh suatu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Gerak pada manusia terjadi karena manusia memiliki alat gerak, yaitu tulang, rangka dan otot.




1. TULANG
Beberapa fungsi tulang adalah sebagai berikut:
1. sebagai alat gerak bersama dengan otot;
2. sebagai tempat melekatnya otot;
3. sebagai pelindung organ lunak dan vital;
4. tempat memproduksi sel-sel darah;
5. tempat penyimpanan cadangan mineral, berupa kalsium dan fosfat, serta cadangan lemak.

1. Klasifikasi Tulang
Tulang sangat banyak jenisnya, baik bentuk maupun penyusunnya.
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu kondroblas.
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada.
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis.
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan.
Tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan).
b. Tulang Keras (Osteon)
Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami penulangan (osifikasi). Ketika tulang rawan (kartilago) terbentuk, rongga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas. Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas akan menyekresikan zat interseluler seperti kolagen yang akan mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah dikelilingi zat kapur akan mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang keras). Antara sel tulang yang satu dan sel tulang yang lain dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yang disebut kanalikuli. Setiap satuan sel osteosit akan mengelilingi suatu sistem saraf dan pembuluh darah sehingga membentuk sistem Havers.

Berdasarkan bentuknya, tulang keras dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1) Tulang pipa, berbentuk panjang dan berongga, seperti pipa. Contoh tulang ini di antaranya tulang pengumpil, tulang hasta, tulang betis, dan tulang kering.
2) Tulang pipih, adalah tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang pipih banyak terdapat di rangka aksial, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang-tulang yang menyusun tengkorak. Tulang pipih berfungsi sebagai pelindung suatu rongga. Misalnya, rongga tengkorak melindungi otak dan rongga dada melindungi jantung serta paru-paru.
3) Tulang pendek, berukuran pendek. Hanya ditemukan di daerah pangkal telapak tangan, pangkal telapak kaki, dan tulang-tulang belakang.
4) Tulang tidak beraturan, yaitu tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Contohnya adalah tulang-tulang belakang dan tulang penyusun wajah.


2. RANGKA

sistem rangka

Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).
a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
1) Tulang Kepala
Tulang kepala terdiri atas tulang tempurung (kranium) dan tulang rahang. Tulang kepala berfungsi sebagai pelindung otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan
2) Tulang Belakang (Columna Vertebralis)
Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama. Terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Di antara tulang-tulang vertebrae terdapat discus invertebralis merupakan tulang rawan yang membentuk sendi yang kuat dan elastis.
3) Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costa)
Tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai (manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (processus xyphoideus).
Tulangrusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7 pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk palsu (costa spuria), dan 2 pasang rusuk melayang (costa fluctuantes).
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh.
Rangka apendikular dapat dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, dan tulang anggota gerak bawah (Kurnadi, 1992: 148).

1) Gelang bahu
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing gelang
bahu terdiri atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula).
2) Tulang anggota gerak atas
Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri.
Masing-masing terdiri atas
a) tulang lengan atas (humerus);
b) tulang hasta (ulna);
c) tulang pengumpil (radius);
d) 8 tulang pergelangan tangan (carpal);
e) 5 tulang telapak tangan (metacarpal);
f) 14 tulang jari tangan (phalanges).
3) Gelang panggul
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) di kanan dan kiri.
Gelang panggul sangat stabil dan berfungsi menahan berat tubuh.
4) Tulang anggota gerak bawah
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan
kiri. Masing-masing terdiri atas
a) tulang paha (femur);
b) tulang tempurung (patella);
c) tulang kering (tibia);
d) tulang betis (fibula);
e) 7 tulang pergelangan kaki (tarsal);
f) 5 tulang telapak kaki (metatarsal);
g) 14 tulang jari kaki (phalanges).

PERSENDIAN (artikulasi)
1. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang rawan. Contoh persendian sinartrosis adalah hubungan antartulang yang membentuk tengkorak kepala.

2. Amfiartrosis
Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal.
Di bagian luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar.
Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini adalah hubungan antartulang belakang
3. Diartrosis
Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh
jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat
bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas. Berdasarkan arah gerakan yang dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut.


a. Sendi Peluru
Sendi peluru mampu melakukan gerakan ke banyak arah. Sendi ini merupakan sendi yang paling bebas melakukan gerakan. Contohnya, sendi gelang bahu dan sendi gelang panggul.

b. Sendi Putar
Sendi putar mampu melakukan gerakan berputar yang bertumpu pada satu sumbu. Contohnya, sendi yang menghubungkan tulang atlas dan tulang tengkorak, serta tulang pengumpil dengan tulang hasta.

 

c. Sendi Engsel
Sendi engsel mampu melakukan gerakan satu arah, mirip engsel pintu.
Contohnya, pada siku, lutut, dan ruas-ruas jari.

 

d. Sendi Elipsoid
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.

 



e. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya membentuk hubungan mirip seperti pelana dan tubuh orang yang menunggangi kudanya. Misalnya, sendi yang dibentuk oleh tulang-tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan.

 

f. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya sedikit rata sehingga terjadi gerakan menggeser. Contohnya, persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki , serta antartulang selangka.

3.OTOT
Dalam keseharian, otot lebih dikenal sebagai daging. Berdasarkan letaknya, dalam tubuh manusia terdapat lebih kurang 600 jenis otot yang berbeda.
Otot tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh. Misalnya, jantung, usus, dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada, tempat paru-paru berada.

Ada tiga karakter yang dimiliki otot, yaitu sebagai berikut.
a. Kontraktibilitas, adalah kemampuan otot untuk memendek. Ketika memendek, otot berkontraksi. Jika otot menempel pada tulang, otot akan menarik tulang tersebut
b. Ekstensibilitas, adalah kemampuan otot untuk memanjang melebihi ukuran semula. Pada saat otot memanjang, otot berelaksasi.
c. Elastisitas, adalah kemampuan otot untuk kembali ke bentuk semula, setelah mengalami pemanjangan atau pemendekan.

1. Klasifikasi Otot
Berdasarkan morfologi, cara kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot
dapat dibagi menjadi tiga jenis.
a. Otot Lurik
Seperti halnya tulang, otot memiliki beberapa jenis. Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot jenis ini menempel pada rangka dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk silindris dan memiliki banyak inti.
b. Otot Polos
Otot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, misalnya di saluran-saluran dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, pembuluh darah, dan saluran kencing.
Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu inti di tengah . Otot polos tidak dikendalikan oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaran.

c. Otot Jantung
Otot Jantung memiliki struktur mirip dengan struktur otot lurik.
Hal yang membedakannya adalah serabut otot jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh karena itu, otot jantung bekerja di luar kesadaran.
 

2. Sifat Kerja Otot
Otot-otot saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Minimal terdapat dua otot yang bekerja sama, otot pertama dan kedua berkontraksi ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu, kedua otot tersebut dikatakan melakukan kerja yang antagonis. Pergerakan yang disebabkan otot-otot tersebut dapat berupa ekstensor dan fleksor (meluruskan dan membengkokkan), depresor dan elevator (ke bawah dan ke atas), supinator dan pronator (menengadah dan menelungkup), dan abduktor dan adduktor (menjauhi dan mendekati sumbu tubuh).
Contoh otot yang bekerja antagonis adalah otot bisep dan trisep di lengan bagian
atas. Ketika otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi, siku terlipat dan lengan bawah terangkat.


Sebaliknya, ketika otot bisep relaksasi dan otot trisep berkontraksi, siku lurus dan
lengan bawah turun. Jenis gerakan yang dihasilkan otot bisep dan trisep tersebut adalah gerakan ekstensor-fleksor. Jadi, otot bisep berperan sebagai otot fleksor karena kontraksinya membengkokkan lengan.
Sementara itu, otot trisep adalah otot ekstensor karena kontraksinya meluruskan lengan.

Dua atau lebih otot yang berkontraksi ke arah yang sama disebut otot yang bekerja sinergis, merupakan lawan dari bekerja secara antagonis. Contoh otot yang bekerja sinergis adalah gerakan supinasi-pronasi pada telapak tangan kita.

4.GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
Tulang atau otot dapat mengalami kelainan maupun gangguan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi. Berikut contoh-contoh kelainan dan gangguan yang terjadi pada tulang.

1. GANGGUAN PADA TULANG
Terdapat beberapa kelainan dan gangguan yang dapat terjadi pada tulang, di antaranya, rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang, terkilir, kelainan bentuk tulang, dan artritis.
a. Kekurangan Vitamin D
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses pelekatan kalsium di tulang ketika proses penulangan pada masa anak-anak.
Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena tubuh kurang mendapat sinar matahari yang cukup. Akibatnya, anak yang kekurangan vitamin D ini menderita kelainan pertumbuhan yang disebut rakhitis. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua kaki yang berbentuk X atau O.
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium. Selain itu, penderita kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam makanannya sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak.
c. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan pada ukuran kepala bayi yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil, seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tidak sempurna.
d. Patah Tulang (Fraktura)
Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:
1) patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
2) patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit.
Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita
e. Terkilir
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang membungkus persendian tertarik ketika melakukan gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen sobek sehingga sendi bergeser. Dislokasi disebut juga urai sendi.
f. Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban hanya di satu sisi tubuh saja, dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan, yaitu:
1) lordosis, jika bagian leher dan panggul menjorok ke depan;
2) kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke belakang;
3) skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.

g. Artritis
Artritis adalah gangguan pada persendian. Artritis dapat dibedakan
sebagai berikut.
1) Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada umumnya, terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendi-sendi tangan terlihat lebih besar.
2) Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang rawan di ujung tulang. Hal tersebut menyebabkan persendian sakit ketika digerakkan.
3) Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang menyebabkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah bening.
4) Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal tersebut menyebabkan rasa sakit ketika menggerakkan persendian.

2. GANGGUAN PADA OTOT
Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami
gangguan, kerja otot dapat terganggu. Gangguan pada otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada bagian betis atau bagian lainnya. Berikut contoh kelainan dan gangguan yang terjadi pada otot.
a. Atrofi
Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat berjalan karena terlalu lama terbaring sakit.
b. Tetanus
Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus menerima rangsang. Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
c. Miastenia Gravis
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pada umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot yang berhubungan dengan sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
d. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.
e. Distrofi
Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
f. Hernia
Hernia disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis atau sampai ke daerah lipat paha.

5.SOAL LATIHAN
1. Ada berapa jenis hubungan antartulang? Jelaskan.
2. Bagaimanakah sifat dari kerja otot?
3. Jelaskan tiga kelainan dan gangguan yang dapat mengganggu sistem gerak.
4. Berikan contoh teknologi yang dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan yang berhubungan dengan sistem gerak.

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Anda akan mempelajari tentang sistem pencernaan dalam tubuh. Dengan mempelajari materi pada bab ini diharapkan Anda dapat memahami keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan, sehingga dapat mengetahui sistem pencernaan pada manusia. Selain itu, Anda juga diharapkan dapat berusaha menjaga kesehatan pada organ pencernaan serta dapat mencegah gangguan atau
penyakit yang mungkin timbul pada organ itu.

Agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh, makanan yang dikonsumsi perlu dilakukan proses pemecahan secara mekanik dan kimiawi terlebih dahulu yaitu dicerna dan berlangsungnya proses ini diperlukan alat-alat pencernaan dan kelenjar pencernaan.

biologi smk farmasi
Gambar 1. Struktur Pencernaan Manusia




1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bw. rahang)
4. Sublingualis (bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. Duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendix/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus








 
Alat-alat pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

1.  Alat Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah:
     A.   Rongga Mulut,
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat beberapa organ penunjang dalam proses pencernaan, diantaranya:
     I). Gigi,
Fungsi gigi selain sebagai alat pencernaan mekanis juga sebagai penunjang estetika (kecantikan), membantu berbicara. Dalam mulut, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus).

Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut:
– Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
– Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
– Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah,   berfungsi mengunyah makanan.
Pada gigi permanen. seluruhnya berjumlah 32 gigi geraham susu digantikan oleh gigi premolar dan bukan geraham permanen. geraham permanen tumbuh di belekang gigi premolar. dan berjumlah 3 untuk setiap bagian. sehingga gigi permanen. bila disebutkan dari depan adalah Insisif 1, insisif 2, kaninus, premolar, premolar 2, molar 1, molar 2 dan molar 3.

2). Struktur jaringan keras gigi
 Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota dengan akar. Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu email, dentin, pulpa, dan sementum.

A). Mahkota tersusun atas:
(1). email (bagian terluar),  
adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Jaringan email adalah struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik 96 %, material organik hanya 1 % dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti keramik.
Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi.
(2). dentin,  
merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak ± 10 % dan material anorganik atau mineral sebanyak 70 %.
Secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa. Kalau dilihat dengan menggunakan mikroskop , dentin berbentuk seperti saluran yang disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa (rongga gigi) karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.

biologi smk farmasi
Gambar 2. Struktur Gigi

Bila pulpa mati atau rusak maka gigi juga menjadi mati dan mati rasa. Bagian dentin dan pulpa menghubungkan sampai ke akar gigi. Seseorang yang giginya berlubang, jika lubang tersebut sampai pada bagian pulpa ini, maka akan merasakan sangat sakit jika terkena rangsangan dari luar.
 

(3). Pulpa (bagian terdalam).
Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Pulpa gigi banyak memiliki kemiripan dengan jaringan ikat lain pada tubuh manusia, namun ia memiliki karakteristik yang unik. Di dalam pulpa terdapat berbagai elemen jaringan seperti pembuluh darah, persyarafan, serabut jaringan ikat, cairan interstitial, dan sel-sel seperti fibroblast, odontoblast dan sel imun.
Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut syaraf yaitu serabut syaraf bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin (serabut C). Serabut sensorik pada pulpa berasal dari syaraf trigeminal dan memasuki ujung akar pulpa melalui foramen apikal. Serabut syaraf A terletak di daerah perbatasan dentin-pulpa, dan bila terstimulasi maka akan terasa sakit. Sedangkan serabut syaraf C terdistribusi di seluruh kamar pulpa, bila serabut syaraf tipe ini terangsang maka akan terasa rasa sakit yang lebih berat dan biasanya gigi telah mengalami cedera, misalnya karena benturan atau karies mencapai pulpa
 

(4) Smentum (berada pada area akar gigi)

b). Akar Gigi tersusun atas:
Bagian ini merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Pada ujungnya banyak mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Bagian luar dari akar gigi disebut semen atau sementum. Di dalam sementum tertanam ujung ribuan serat yang mengikat gigi pada tulang rahang. Serat-serat pengikat ini bersama dengan jaringan ikat lainnya membentuk jaringan periodontal. Jaringan ini berfungsi sebagai bantalan gigi sehingga dapat meredam tekanan sewaktu sedang mengunyah. 


II). Lidah,
Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat rangkaian kompleks saraf yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada permukaan atas papilla terdapat selaput lendir.
Fungsi lidah:
 

1. Merasa atau mengecap
a) ujung lidah merasakan manis;
b) bagian pangkal belakang merasakan pahit;
c) bagian samping depan merasakan asin;
d) bagian samping belakang merasakan asam.
 

2. Membantu Mengunyah Makanan dan menghasilkan ludah
Gerakan lidah yang dapat membalik makanan ini bisa membantu melumatkan makanan. Lidah juga dapat menempatkan makanan pada gigi sehingga mudah dikunyah.

III). Kelenjar ludah (parotis)
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikis yang membayangkan makanan tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:

1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah
3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.

biologi smk farmasi
Gambar 3. Kelenjar Rongga Mulut

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase) yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum) menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6.8 – 7 dan suhu 37 °C.

Jadi di dalam mulut, makanan mengalami dua perlakuan, yaitu sebagai berikut.
a. Pencernaan secara mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus untuk ditelan.
b. Pencernaan secara kimiawi, yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh ptialin menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama kelamaan akan terasa sedikit manis. Ptialin bekerja di rongga mulut dengan pH 6,3 - 6,8.

B.   Faring atau kerongkongan
Faring merupakan daerah yang kita sebut sebagai kerongkongan, di bagian atas faring terdapat persimpangan yang menuju ke esofagus dan trakea (batang tenggorokan). Pada permukaan faring terdapat penutup dari tulang rawan yang disebut sebagai epiglotis. Ketika kita menelan, epiglotis menutup lubang pernapasan terhadap masuknya makanan atau cairan selama menelan.
 

C.   Esofagus
Esofagus mengalirkan makanan dari faring turun menuju lambung . Gerakan peristaltik akan mendorong makanan sepanjang esofagus yang sempit. Otot pada bagian atas paling atas esofagus adalah otot lurik (otot sadar). Dengan demikian tindakan penelanan dimulai secara sadar , tetapi kemudian gelombang kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esofagus selanjutnya akan menggantikannya. Amilase ludah akan terus menghidrolisis pati dan glikogen sementara makanan jalan melalui esofagus.
 

D.  Lambung ( Ventriculus )
Lambung adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Lambung tersusun atas tiga lapisan otot, yaitu bagian dalam berserabut miring, bagian tengah berserabut melingkar, dan bagian luar berserabut memanjang. Dengan adanya ketiga lapisan otot ini, lambung dapat melakukan berbagai gerakan kontraksi.

Makanan masuk ke lambung melalui sfinkter kardiak yang akan menutup apabila tidak ada makanan yang masuk. Lambung tersusun atas empat bagian yaitu, kardiak, fundus, korpus, dan pilorus. Di bagian akhir pilorus, terdapat sfinkter pilori, saluran ini menghubungkan perut dengan duodenum.


Gambar 4. Gerakan Peristaltik Lambung

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung

disebut dengan asam lambung yang terdiri dari:
1)HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai dis-infektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
2)Pepsin, enzim untuk memecah protein menjadi pepton
3)Lipase , enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 
4)Renin , enzim untuk mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
5)Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggilingan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur chyme (kim).
Mengingatkan kembali, fungsi HCI Lambung adalah :
(1). Merangsang keluamya sekretin (hormon)
(2). Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
(3). Dis-infektan (membunuh mikroorganisme)
(4). Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empedu mengeluarkan getahnya.  
 
biologi smk farmasi
Gambar 5. Lambung (Ventriculus)
E. Usus halus ( Intestinum )
Usus halus memiliki panjang kurang lebih 6 – 8 meter dan secara morfologi 
dibagi 3:
a.    Duodenum ( usus 12 Jari panjang kurang lebih 25 cm)
b.    Yeyunum ( usus kosong ) panjang kurang lebih 6.5 meter)
c.    Ileum ( usus serap ) panjang kurang lebih 1 meter.
 

Gambar 6. Usus Besar

Pada dinding usus halus banyak dihasilkan kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah yangbersifat alkalis ( basa ) dan berperanan menetralisir makanan dari asam lambung serta mengubah pH usus halus ke pH optimal agar enzim pankreas bekerja
Getah yang dihasilkan dinding usus halus mengadung beberapa enzim, yaitu :
    (1). Sukrose, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
    (2). Maltose, mencerna maltosa menjadi glukosa
    (3). Laktose, mencerna laktosa menjadi galaktosa
    (4). Erepsinogen yang diaktifkan enterokinase menjadi erepsin yang merupakan enzim peptidase yang mengubah peptone menjadi asam amino.

Dalam menjalankan fungsinya,usus halus dibantu oleh hati, pankreas, dan kelenjar pada dinding usus halus. Setiap organ tersebut akan mengeluarkan enzim yang membantu dalam pencernaan. Hati menghasilkan empedu yang di dalamnya terdapat cairan empedu. Cairan empedu tersebut memiliki fungsi memecah lemak agar mudah dicerna. Empedu tidak mengandung enzim, namun berperan dalam memecah lemak. Selain itu, hati merupakan tempat metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Pada saat proses pencernaan berlangsung, kantung empedu akan melepaskan cairan empedu menuju duodenum melalui saluran empedu.

Selain itu, pankreas membantu usus halus dalam proses pencernaan. Pankreas memiliki dua fungsi utama, yaitu menghasilkan hormon yang mengatur glukosa darah yaitu endokrin dan eksokrin, Endokrin pankreas terdiri dari pulau-pulau langerhans mengeluarkan insulin dan adrenalin dan menghasilkan pancreatic juice

Pancreatic juice merupakan sekresi pankreas yang bercampur dengan air. Pancreatic juice ini akan masuk ke dalam duodenum melalui saluran pankreatik. Pancreatic juice akan menetralkan kandungan asam pada makanan sebelum masuk ke usus halus. Pancreatic juice juga mengandung beberapa enzim pencernaan, yaitu lipase, amylase, tripsin, kemotripsin dan karbopeptidase.
(a) Lipase membantu mengubah lembak menjadi asam lemak dan gliserol
(b) Amylase mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa
(c) Tripsin dan kemotripsin merupakan zimogen ( enzim belum aktif ) lalu diaktifkan oleh enterokinase tripsin, enzim ini dalam suasana basa akan mengubah protein dan peptone menjadi paptida.
(d) Karboksipeptidase kemudian menghidrolisis peptida menjadi asam-asam amino.
 
Gambar 6. Struktur Usus Halus
HCl asam lambung merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empedu mengeluarkan getahnya. Kolesistokinin akan merangsang Vesica felea ( kelenjar empedu ) mengeluarkan empedu. Perlu diketahui bahwa hasil pencernaan kimia makanan dalam usus halus akan berbentuk sari-sari makanan yang dapat diserap oleh tubuh berupa asam, amino, asam lemak, gliserol. Usus halus berperanan penting dalam proses penyerapan karena usus halus memiliki vili usus ( jonjot usus ) dan mikrofili.

Tabel 1. Enzim dan Peranannya
F. Kolon ( Usus besar )
Alat ini berperanan penting dalam proses absorbsi air, membentuk masa feces, dan membentuk lendir untuk melumasi permukaan mukosa, selain itu di dalam kolon terdapat Escherecia coli yang berperanan mensintesa vitamin K dan Biotin sehingga mudah diserap melalui diding kolon sehingga di dalam kolon terjadi pencernaan secara kimiawi dan secara mekanik.
Menurut posisinya kolon ada tiga area, yaitu :
–        Kolon ascendens kolon yang arahnya keatas
–        Kolon Transversum, merupakan kolon yang arahnya mendatar.
–        Kolon Descendens merupakan kolon yang arahnya ke bawah
Sisa dari penyerapan usus besar  berupa feses yang kemudian akan keluar melalui anus proses ini disebut defakasi ( Buang air besar ). Yang menyebabkan keluarnya feses adalah adanya rangsang gastrokolik.
biologi smk farmasi
Gambar 7. Usus Besar

G.   Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi.
Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai
dengan sempurna.

2.  Kelenjar pencernaan
Selain alat pencernaan, kelenjar pencernaan merupakan bagian penting dari proses pencernaan  membantu kelancarnan penyerapan zat-zat makanan yang diperlukan tubuh.

Gambar 8. Hati, Kantung Empedu, Pankreas

a.     Hati
merupakan kelenjar pencernaan yang paling besar sebagai pengatur keseimbangan nutrient dalam darah dan sebagai penghasil empedu

b.    Kantong empedu
Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.

c.     Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormonsekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).
 
d.    Kelenjar pada usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase), enzimmaltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.

3. Istilah pada sistem pencernaan makanan pada manusia

1.  Apendisitis, gangguan ini disebut juga radang usus buntu. Gangguan ini       terjadi pada umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing mengalami peradangan akibat infeksi oleh bakteri.
 
2.  Diare (mencret) , Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar. Pada diare, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa akan teriritasi secara luas sehingga kecepatan sekresinya sangat tinggi. 

Diare ada yang disebabkan oleh bakteri kolera dan terkadang oleh bakteri lain seperti Bacillus, patogen usus besar. Toksin kolera menstimulus sekresi elektrolit dan cairan yang berlebihan dari ileum dan usus besar, dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral sehingga terjadi keadaan yang dinamakan dehidrasi.
 
3.  Flatus ( Kentut ) : merupakan proses keluarnya gas yang telah dihasilkan di saluran pencernaan melalui anus. Kentut seringkali dianggap sebagai suatu tindakan yang tidak sopan jika dilakukan di depan publik oleh kebanyakan kalangan budaya, termasuk oleh kebudayaan di Indonesia.
 
4.  Gastritis atau peradangan pada lambung.
Adalah peradangan mukosa lambung. Gangguan ini umum terjadi, terutama pada orang yang berusia lanjut. Gastritis jarang menyebabkan gejala – gejala yang serius. Gastritis menimbulkan peradangan yang tidak begitu berbahaya, tetapi berlangsung lama sehingga menyebabkan rusaknya mukosa lambung. Para peneliti saat ini yakin tidak ada makanan yang menyebabkan iritasi pada bagian lambung, kecuali cairan asam lambung yang berlebihan.

5.Kolik, merupakan gangguan berupa “salah cerna” akibat memakan makanan yang sangat merangsang lambung, seperti ; alkohol, cabai yang mengakibatkan rasa nyeri pada bagian perut.
 
6.Konstipasi ( sembelit ), Gangguan ini berarti lambatnya pergerakan feses melalui usus besar dan sering dihubungkan dengan jumlah feses yang kering dank keras pada kolon yang menumpuk karena lamanya waktu penyerapan cairan. Penyebab konstipasi adalah kebiasaan buang air yang tidak teratur dan kurangnya minum air putih juga makan makanan yang berserat. banyak mengkonsumsi daging.
 
7.Maag, gangguan ini dapat terjadi karena produksi asam lambung berlebih. Gejala dari gangguan ini, yaitu terasa mual dan perih pada lambung. Untuk menghindari gangguan tersebut, dapat dilakukan dengan pola makan yang teratur dan tepat waktu.
 
8.Maldigesti
Masuknya gas-gas dalam saluran pencernaan (emboli). Gas tersebut berupa
  • udara yang tertelan, 
  • gas yang dihasilkan bakteri 
  • gas dari difusi darah yang masuk ke saluran pencernaan. 
Gas nitrogen dan oksigen lebih banyak berada dalam lambung dan dapat dikeluarkan dengan bersendawa, sedangkan gas-gas lain, yaitu CO2, metana dan hydrogen lebih banyak berada dalam usus besar yang dihasilkan oleh bakteri.         .
 
9.Pankreasitis
Merupakan peradangan dan ini dapat terjadi baik dalam bentuk pankreasitis akut (berlangsung cepat dan parah) maupun pankreasitis kronis (berlangsung lama). Penyebab umum dari pankreasitis adalah alkohol dan terhambatnya tonjolan vateri ( akhir saluran pengeluaran pankreas ) oleh batu empedu
 
10. Parotitis (gondong), yaitu gangguan pada kelenjar parotid yang membengkak. Gangguan ini disebut juga penyakit gondong. Disebut juga Parotitis Epidimika Penyakit ini menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Akibatnya, kelenjar yang terserang menjadi bengkak, panas, dan nyeri.  Parotitis disebabkan oleh sejenis virus yang ditularkan melalui air ludah.
 
11. Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
 
12. Ulkus ( radang dinding lambung,), merupakan keadaan terluka nya dinding lambung yang bisa sampai menyebabkan berlubangnya dinding lambung. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi bacteri jenis tertentu , juga bisa disebabkan karena produksi asam lambung ( HCl ) yang berlebihan. Pada kasus lain disebut juga ulkus    peptikum ventrikuli.
 
13. Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit

   
Latihan Kerja Siswa
 
1. Apakah yang dimaksud dengan proses pencernaan makanan secara mekanis?
2. Apakah yang dimaksud dengan proses pencernaan makanan secara kimia? 
3. Tuliskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada manusia.
4. Tuliskan 9  enzim yang dihasilkan oleh usus halus.
5. Tuliskan 10 gangguan yang dapat terjadi pada sistem  pencernaan.